TUO6BUOpGUd9BUYpGSroBSGiGY==
Light Dark
Gubernur Koster Pertanayakan Sumber Dana Pembangunan Bandara Bali Utara

Gubernur Koster Pertanayakan Sumber Dana Pembangunan Bandara Bali Utara

Daftar Isi
×

SINGARAJA FM,-PT Bandara Internasional Bali Utara (BIBU) berencana untuk memulai pembangunan Bandara Bali Utara tahun ini.  Meskipun demikian, Gubenur Bali Wayan Koster menyatakan bahwa dia tidak mengetahui hal tersebut.

Apalagi, sejauh ini pihak PT BIBU belum ada koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Bali. “Gak ada (koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Bali),” tandas Gubernur Koster saat ditemui usai mengikuti Rapat Paripurna ke-20 DPRD Bali di Gedung Wiswa Sabha Utama Kantor Gubernur Bali, Senin (30/6/2025) sore.

Gubernur Koster juga bertanya tentang sumber dana untuk pembangunan Bandara Bali Utara. Dia bertanya, "PT BIBU kali yang membangun dia, darimana uangnya?"

Koster menyatakan bahwa pembangunan Bandara Bali Utara telah lama dibicarakan dan bahkan dimasukkan ke dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 12 Tahun 2025 sebagai bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029. “Kalau wacana dari dulu wacana, kalau didukung pemerintah pusat silakan, tentu saja kita mengikuti kebijakan pemerintah pusat,” katanya.

Namun, Koster menegaskan bahwa infrastruktur pendukung dan penghubung Bandara Bali Utara harus dibangun terlebih dahulu. "Tapi sekarang yang belum terang ini kan infrastruktur penghubungnya belum ada."

Koster tidak mempermasalahkan pembangunan Bandara Bali Utara karena infrastruktur pendukungnya jelas dan akan menguntungkan ekonomi Bali.

Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali menyatakan bahwa pembangunan Bandara Bali Utara akan membutuhkan waktu yang cukup lama, setidaknya lima tahun.  Sebab, infrastruktur pendukung harus dibangun sebelum pembangunan bandara.

Pertama, kita harus menentukan lokasi yang tepat untuk membangun Bandara Bali Utara. Setelah itu, kita akan menentukan berbagai cara untuk mencapai lokasi bandara.  Apakah infrastrukturnya berupa jalan tol atau opsi lain, seperti Kereta Api, pembangunan akses ini membutuhkan banyak penelitian.

Pembebasan lahan dilakukan setelah pemilihan infrastruktur penghubung selesai.  Koster menyatakan bahwa pembebasan lahan merupakan tugas yang sulit. Ini karena daratan Bali terdiri dari banyak bukit dan lembah, yang mengharuskan pembangunan banyak jembatan.  Proses pengambilan tanah ini membutuhkan waktu minimal dua tahun.

Terus membangun infrastrukturnya setelah berhasil membebaskan lahannya.  Apakah jalan tol atau kereta api yang dipilih akan membutuhkan waktu paling lama dua tahun.  Bandara baru dibangun setelah itu.

Koster menegaskan bahwa tujuan utama pembangunan Bandara Bali Utara adalah untuk meningkatkan perekonomian Bali dan mendorong pertumbuhan ekonomi bagi para usahawan dan penduduk lokal Bali. Dia tidak ingin pembangunan bandara yang sudah menghabiskan begitu banyak lahan terpinggirkan dari masyarakat lokal, sehingga ekonomi tidak dirasakan oleh masyarakat Bali. Selain itu, hal yang paling penting dalam pembangunan Bandara Bali Utara adalah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi bagi mereka yang tinggal di Bali.

Sementara itu, Wakil Ketua II DPRD Bali IGK Kresna Budi berharap Bandara Bali Utara segera terealisasi. Menurutnya, kehadiran Bandara Bali Utara akan banyak menyerap tenaga kerja lokal, terutama tenaga kerja asal Buleleng yang merupakan daerah pemilihannya.

Sehingga, masyarakat Buleleng tidak perlu lagi keluar daerah untuk mencari pekerjaan.

Dalam hal infrastruktur pendukung, anggota Partai Golkar ini menyatakan bahwa Perpres 12 Tahun 2025 mencakup pembangunan jalan dari Ubud ke Buleleng, yang mencakup Tol Gilimanuk-Mengwi yang menghubungkan ke Bandara Bali Utara.

Itu pasti akan terjadi.  Di tempat yang sama, dia menyatakan, "Yang jelas kalau untuk saat ini belum, tapi harus direncanakan untuk jalan yang lebih baik untuk bisa sampai ke Bandara Bali Utara. Itu pasti dikerjakan." 






0Komentar

sn
sn
Special Ads