TUO6BUOpGUd9BUYpGSroBSGiGY==
Light Dark
433 Anak Alami Disleksia Dibuleleng  Bupati Rancang Penanganan

433 Anak Alami Disleksia Dibuleleng Bupati Rancang Penanganan

Daftar Isi
×

Kota pendidikan julukan bagi kota Singaraja ,namun belum lama ini Buleleng di buat tercengang dimana  sebanyak 443 anak usia sekolah Tingkat Sekolah Menengah Pertama diduga mengalami kesulitan membaca, menulis, dan mengeja atau yang disebut Disleksia,Tentunya hal tersebut  hal tersebut harus mendapatkan penanganan khusus oleh pemerintah  Kabupaten Buleleng .

Bupati Buleleng dr.I Nyoman Sutjidra SP.Og mengatakan Sebelumnya Data sebanyak 443 anak mengalami Disleksia diperoleh ketika dirinya menerima Audiensi Dewan Pendidikan Kabupaten Buleleng Beberapa hari yang lalu di Rumah Jabatan Bupati .

Dewan Pendidikan Buleleng menyebut kondisi ini hampir terjadi di seluruh SMP yang ada di Buleleng.tercatatat 443 siswa  mengalami kendala dan kesulitan dalam pengetahuan dasar yakni membaca dan berhitung.Dan Data Tersebut diperoleh dari proses belajar mengajar

Menurut Bupati Sutjidra, terjadinya disleksia ini berarti ada masalah saat para pelajar itu mendapatkan pendidikan.Sebab disleksia itu kesulitan membaca, menulis, dan mengeja bukan tidak bisa membaca.

Pihaknya bersama dewan pendidikan pun tengah mereka- reka data tersebut sebelum nantinya dilakukan penanganan kedepanya.

”Ada tiga faktor yang menyebabkan, karena ketidaktahuan, ketidakmampuan, dan ketidakmauan. Bukan karena program pemerintah,” ujarnya Sutjidra

Sutjidra menanggapi terkait adanya pernyataan dari guru bahwa disleksia diakibatkan oleh penggunaan kurikulum merdeka melainkan ketidaktahuan, ketidakmampuan, dan ketidakmauan bukan karena karena Penggunaan/penerapan Kurikulum Merdeka .Apabila siswa mengalami disleksia karena ketidakmampuan, maka akan dibantu pemerintah dengan beasiswa. Begitu juga dengan ketidaktahuan, maka akan dibantu dengan sosialisasi.

”Karena ketidakmauan ini yang susah. Jadi PR berat bagi kami. Dari data yang diberikan, memang ada potensi anak-anak ini putus sekolah,” tambahnya.

Pihaknya mengaku kalau pendidikan yang masuk dalam program 100 hari kerja, juga sudah membahas hal serupa (disleksia) sebelum Sutjidra dan Supriatna dilantik menjadi bupati dan wakil bupati Buleleng.

Tentu mereka akan menggarap kecenderungan disleksia pada 443 siswa itu dengan penyetaraan atau Paket B.

Begitu juga rencana mereka yang akan membuat pendidikan jarak jauh di setiap kecamatan di wilayah Kabupaten Buleleng. Selain dengan pendidikan kesetaraan tingkat SMP.

"Kedepan kami akan melakukan penanganan khusus bagi mereka yang mengalami Disleksia tentunya lewat Dinas pendidikan yang bersinergi dengan Dewan Pendidikan bersama para Dewan Guru salah satunya dengan Penyetaraan/Kejar Paket B ,Serta merancang pendidikan jarak jauh disetiap Kecamatan yang ada "Pungkasnya.

Sementara itu Ketua DPRD Buleleng, Ketut Ngurah Arya mengaku sudah mewanti-wanti kepada pihak-pihak terkait sejak sepuluh tahun yang lalu, mengenai persoalan pendidikan utamanya kesulitan belajar.

"Yang Kami sayangkannya, hal tersebut baru disampaikan Dewan Pendidikan Buleleng, padahal sudah diprediksi terjadi sejak lama kedepan perlu adanya langkah dan penanganan kongkrit penyelesaian problematika ini "ujar Ngurah Arya.



0Komentar

sn
sn
Special Ads