Kota pendidikan julukan bagi kota Singaraja ,namun belum lama ini Buleleng di buat tercengang dimana sebanyak 443 anak usia sekolah Tingkat Sekolah Menengah Pertama diduga mengalami kesulitan membaca, menulis, dan mengeja atau yang disebut Disleksia,Tentunya hal tersebut hal tersebut harus mendapatkan penanganan khusus oleh pemerintah Kabupaten Buleleng .
Bupati Buleleng dr.I
Nyoman Sutjidra SP.Og mengatakan Sebelumnya Data sebanyak 443 anak mengalami
Disleksia diperoleh ketika dirinya menerima Audiensi Dewan Pendidikan Kabupaten
Buleleng Beberapa hari yang lalu di Rumah Jabatan Bupati .
Dewan Pendidikan
Buleleng menyebut kondisi ini hampir terjadi di seluruh SMP yang ada di
Buleleng.tercatatat 443 siswa mengalami
kendala dan kesulitan dalam pengetahuan dasar yakni membaca dan berhitung.Dan
Data Tersebut diperoleh dari proses belajar mengajar
Menurut Bupati
Sutjidra, terjadinya disleksia ini berarti ada masalah saat para pelajar itu
mendapatkan pendidikan.Sebab disleksia itu kesulitan membaca, menulis, dan
mengeja bukan tidak bisa membaca.
Pihaknya bersama dewan
pendidikan pun tengah mereka- reka data tersebut sebelum nantinya dilakukan
penanganan kedepanya.
”Ada tiga faktor yang
menyebabkan, karena ketidaktahuan, ketidakmampuan, dan ketidakmauan. Bukan
karena program pemerintah,” ujarnya Sutjidra
Sutjidra menanggapi
terkait adanya pernyataan dari guru bahwa disleksia diakibatkan oleh penggunaan
kurikulum merdeka melainkan ketidaktahuan, ketidakmampuan, dan ketidakmauan
bukan karena karena Penggunaan/penerapan Kurikulum Merdeka .Apabila siswa
mengalami disleksia karena ketidakmampuan, maka akan dibantu pemerintah dengan
beasiswa. Begitu juga dengan ketidaktahuan, maka akan dibantu dengan
sosialisasi.
”Karena ketidakmauan
ini yang susah. Jadi PR berat bagi kami. Dari data yang diberikan, memang ada
potensi anak-anak ini putus sekolah,” tambahnya.
Pihaknya mengaku kalau
pendidikan yang masuk dalam program 100 hari kerja, juga sudah membahas hal
serupa (disleksia) sebelum Sutjidra dan Supriatna dilantik menjadi bupati dan
wakil bupati Buleleng.
Tentu mereka akan
menggarap kecenderungan disleksia pada 443 siswa itu dengan penyetaraan atau
Paket B.
Begitu juga rencana
mereka yang akan membuat pendidikan jarak jauh di setiap kecamatan di wilayah
Kabupaten Buleleng. Selain dengan pendidikan kesetaraan tingkat SMP.
"Kedepan kami akan
melakukan penanganan khusus bagi mereka yang mengalami Disleksia tentunya lewat
Dinas pendidikan yang bersinergi dengan Dewan Pendidikan bersama para Dewan
Guru salah satunya dengan Penyetaraan/Kejar Paket B ,Serta merancang pendidikan
jarak jauh disetiap Kecamatan yang ada "Pungkasnya.
Sementara itu Ketua
DPRD Buleleng, Ketut Ngurah Arya mengaku sudah mewanti-wanti kepada pihak-pihak
terkait sejak sepuluh tahun yang lalu, mengenai persoalan pendidikan utamanya
kesulitan belajar.
"Yang Kami
sayangkannya, hal tersebut baru disampaikan Dewan Pendidikan Buleleng, padahal
sudah diprediksi terjadi sejak lama kedepan perlu adanya langkah dan penanganan
kongkrit penyelesaian problematika ini "ujar Ngurah Arya.
0Komentar