SINGARAJA FM,-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng menggelar lokakarya penanganan stunting bagi para kader di wilayah Kecamatan Buleleng sebagai langkah serius dalam menangani permasalahan gizi buruk yang masih menjadi perhatian.
Kepala Bidang Pengendalian Penduduk, Penyuluhan, dan Penggerakan Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak Kabupaten Buleleng, Ayu Putu Suharyati, mengatakan bahwa penanganan stunting harus terus digencarkan dengan menyasar berbagai kalangan, termasuk tingkat keluarga.
Menurutnya, evaluasi pelaksanaan pendampingan keluarga dan hasil pemantauan di tingkat kecamatan sangat penting guna memastikan strategi nasional percepatan penurunan stunting dapat tercapai. Hal ini sesuai dengan Peraturan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Republik Indonesia No.13 Tahun 2023 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Bantuan Operasional Keluarga Berencana.
“Kita perlu mengawal dan mengevaluasi pelaksanaan pendampingan keluarga di tingkat kecamatan, serta membina Tim Pendamping Keluarga (TPK) agar standar TPK yang terlatih dapat terwujud, serta memastikan tersedianya alat ukur atau aplikasi pengukuran,” ujar Ayu Putu Suharyati.
Dalam evaluasi ini, diharapkan konsep ‘empat pasti’ dapat terealisasi, yaitu memastikan semua sasaran terdata, memastikan semua sasaran memperoleh pelayanan, memastikan semua sasaran memanfaatkan intervensi pelayanan, serta memastikan semua pelaksanaan dan pendampingan tercatat serta terlaporkan.
Sementara itu, Kepala Seksi Sosial dan Budaya, Ni Ketut Suryaniti, menjelaskan bahwa mini lokakarya ini menjadi salah satu upaya menurunkan angka stunting serta sebagai wadah diskusi dan berbagi pengalaman antar-kecamatan. Melalui forum ini, setiap desa dan pendamping keluarga dapat memberikan saran serta masukan untuk memperbaiki metode yang telah diterapkan.
“Penurunan stunting secara umum dilakukan dengan memperbaiki gizi balita. Dengan adanya forum ini, kita dapat menambah dan mengembangkan upaya yang telah dilakukan agar tren gizi buruk semakin menurun,” ucapnya.
Selain itu, pihaknya juga mengajak para kader untuk memahami serta mengoptimalkan penggunaan aplikasi yang telah disosialisasikan untuk penginputan data-data di tingkat desa dan kelurahan. Hal ini bertujuan agar data yang terkumpul lebih akurat dan dapat digunakan sebagai dasar kebijakan ke depan dalam penanganan stunting di Kabupaten Buleleng.
0Komentar