TUO6BUOpGUd9BUYpGSroBSGiGY==
Light Dark
Dihadiri Wakil Bupati Supriatna,Kedasih Buleleng Bahas Topik Penataan Titik Nol Kota Singaraja Serta Upaya Pelestarian Kawasan Bersejarah

Dihadiri Wakil Bupati Supriatna,Kedasih Buleleng Bahas Topik Penataan Titik Nol Kota Singaraja Serta Upaya Pelestarian Kawasan Bersejarah

Daftar Isi
×

 

Kelompok Diskusi Asyik Intelektual Hindu Gelar Diskusi yang Mengadirkan Wakil Bupati Buleleng Gede Supriatna

SINGARAJA FM Kegiatan KEDASIH merupakan Kelompok Diskusi Asyik Intelektual Hindu sebuah ruang diskusi dan dialog yang dipelopori oleh Koordinator Penyuluh Agama Hindu Kecamatan Buleleng, I Kadek Satria, S.Ag., M.Pd.H., sebagai wadah pertukaran gagasan dan pemikiran kritis terkait isu-isu strategis  daerah. Kegiatan ini terselenggara melalui kerja sama dengan organisasi kepemudaan Hindu, yaitu PC KMHDI Buleleng, DPC Prajaniti, dan DPK Peradah, kegiatan ini sebagai bentuk kolaborasi pemuda Hindu sebagai wujud kesadaran pemuda Hindu akan pentingnya isu isu daerah.

Pada kesempatan kali ini kegiatan KEDASIH yang ke 3 mengangkat isu hangat terkait penataan Titik Nol Kota Singaraja serta upaya pelestarian kawasan bersejarah yang menjadi identitas Kabupaten Buleleng. Diskusi ini menghadirkan jajaran pemerintah daerah, pemangku kebijakan, serta berbagai pihak terkait untuk membahas arah pembangunan Kota Singaraja ke depan.

Wakil Bupati Buleleng Gede Supriatna ,SH. mengapresiasi diskusi yang dilakukan. la mendorong generasi muda Hindu terus melakukan gerakan-gerakan yang masif untuk mendukung pembangunan di Kabupaten Buleleng. Diskusi ini juga menunjukkan bahwa program-program pembangunan Pemkab Buleleng seperti penataan titik nol menarik perhatian pemuda khususnya pemuda Hindu. Diharapkan pula dari diskusi ini ada masukan untuk pengerjaan penataan titik nol Kota Singaraja. Beliu juga menyampaikan bahwa penataan titik nol Kota Singaraja merupakan bagian dari arah kebijakan Pemerintah Kabupaten Buleleng dalam menjaga dan melestarikan peninggalan sejarah kolonial. Kabupaten Buleleng memiliki kekayaan bangunan bersejarah yang berbeda dengan daerah lain di Provinsi Bali, sehingga diperlukan kebijakan penataan ruang yang tepat agar nilai sejarah tersebut tetap terjaga dan semakin dikenal oleh masyarakat luas.

"Sebagai Generasi muda harus ikut berperan aktif untuk mengembangkan kemampuan, selain itu juga harus ikut serta ikut menyukseskan program pemerintah yang mana dalam hal ini adalah penataan Titik nol kota Singaraja serta upaya pelestarian kawasan bersejarah agar kedepannya proses pembangunan yang ada di Kabupaten Buleleng dapat berjalan dengan lancar, sebagai generasi muda Hindu harus peka terhadap hal-hal yang tengah menjadi isu-isu hangat salah satunya adalah Penataan Titik nol kota Singaraja ini"ujar Pria yang sering disapa Supit.

Sementara itu kepala Dinas Kepala  Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kabupaten Buleleng  Ir. I Putu Adiptha Ekaputra, ST, MM, IPU, menekankan urgensi penataan infrastruktur kawasan Tugu Singa Ambara Raja yang memiliki nilai sejarah panjang sebagai pusat aktivitas dan pintu gerbang ekonomi Buleleng pada masa lalu. Kawasan ini dinilai strategis untuk ditata secara terencana dan berkelanjutan.

"Singaraja dikenal sebagai kota tua yang menyimpan berbagai bangunan bersejarah, seperti gardu-gardu peninggalan di Kampung Tinggi, kawasan Peguyangan, Kampung Bugis, jembatan lengkung di Ex Pelabuhan Buleleng, hingga Kantor Bupati Buleleng dengan arsitektur Belanda dan miniaturnya dibuat seperti istana negara. Selain itu, Singaraja juga berkembang sebagai kota pendidikan dengan keberadaan mahasiswa dari berbagai daerah yang turut mendukung dinamika ekonomi dan sosial di Kabupaten Buleleng."ujar Adipta.

Melalui Diskusi KEDASIH, dibahas pula bahwa penataan Kota Singaraja tidak hanya berfokus pada aspek sejarah, tetapi juga pada estetika kota, penanganan permasalahan banjir, serta penyediaan ruang publik yang inklusif bagi seluruh lapisan masyarakat. Penataan kawasan direncanakan meliputi Palemahan Kangin, Palemahan Dauh, hingga area tengah Tugu Singa Ambara Raja, termasuk pengembangan ruang terbuka hijau (RTH).

Dalam forum diskusi tersebut juga disampaikan rencana pelaksanaan penataan yang dijadwalkan mulai bulan Januari tahun 2026 dan ditargetkan selesai pada bulan Juli 2026. Beberapa rencana teknis yang dibahas antara lain pelebaran trotoar untuk mendukung aktivitas masyarakat serta penanaman kabel listrik dan jaringan provider di bawah tanah guna menciptakan tata kota yang lebih rapi dan indah.

Diskusi KEDASIH diharapkan menjadi wadah partisipatif yang mampu menghimpun masukan, memperkuat kolaborasi, serta menyelaraskan persepsi berbagai pihak dalam mewujudkan penataan Kota Singaraja yang berkarakter, bersejarah, dan berorientasi pada kenyamanan masyarakat.

0Komentar

sn
sn
Special Ads