TUO6BUOpGUd9BUYpGSroBSGiGY==
Light Dark
Buleleng Gunakan Dana BKK Provinsi Untuk Perbaikan Jalan

Buleleng Gunakan Dana BKK Provinsi Untuk Perbaikan Jalan

Daftar Isi
×

 

Bupati Buleleng, I Nyoman Sutjidra

SINGARAJA FM,-Pemerintah Provinsi Bali resmi memberikan bantuan keuangan khusus (BKK) kepada Kabupaten Buleleng hingga 2026. Penguatan infrastruktur pertanian di berbagai daerah dan pemulihan sejumlah ruas jalan penting yang rusak parah akan menjadi sasaran bantuan ini.

Pada Minggu (28/12), Bupati Buleleng, I Nyoman Sutjidra, secara langsung menegaskan bahwa BKK ini akan diberikan. Anggaran BKK Provinsi Bali untuk tahun 2026 tercantum dalam dokumen perencanaan daerah dan surat keputusan (SK) terkait bantuan juga telah dikeluarkan, kata Sutjidra.

“Sudah dan itu sudah keluar SK-nya. Jadi tinggal eksekusinya saja. Nanti mulai awal tahun kita mulai lelang,” ujar Sutjidra.

Ia menyatakan bahwa setelah SK keluar, langkah selanjutnya adalah memulai pelaksanaan fisik proyek yang dimaksud, yang dapat dimulai melalui proses lelang pada awal tahun 2026. Penggunaan dana BKK ini sangat penting untuk memperbaiki jalan-jalan yang kondisinya sangat membutuhkan dan telah menarik perhatian publik.

"Mengening jadi prioritas karena sangat rusak. Termasuk di Desa Bukti yaitu Jalan Merak," kata Sutjidra. Selain itu, beberapa jalan di Kecamatan Gerokgak dan Seririt juga masuk dalam daftar lokasi yang harus diperhatikan.

Pemerintah Kabupaten Buleleng tidak hanya berkonsentrasi pada perbaikan jalan desa, tetapi juga merencanakan penataan kawasan perkotaan, termasuk pengaturan pedestrian dan pedagang kaki lima (PKL). Namun, rencana penataan kota tersebut baru ditetapkan untuk tahun 2027.

Menurut Sutjidra, penataan PKL akan mengacu pada sistem pembatasan waktu berjualan, yakni hanya diperbolehkan pada sore hari dan tidak menetap di trotoar sepanjang hari seperti kondisi saat ini. Kebijakan tersebut diambil sebagai respons atas banyaknya keluhan masyarakat, termasuk dari kalangan mahasiswa.

“Nanti kita tetapkan rencananya PKL itu hanya boleh berjualan di sore hari. Tidak menetap seperti yang sekarang karena akan mengganggu sekali. Masyarakat banyak sekali mengeluh, bahkan mahasiswa pun tuntutannya begitu,” katanya.

Sutjidra juga mengakui bahwa persoalan infrastruktur di Buleleng masih menjadi pekerjaan rumah yang cukup besar. Berdasarkan perhitungan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang, masih terdapat sekitar 30 kilometer jalan yang membutuhkan penanganan serius.

Anggaran yang direncanakan untuk pengaspalan jalan untuk tahun berikutnya diperkirakan mencapai Rp75 miliar, tetapi anggaran ini tidak termasuk pekerjaan irigasi dan jembatan. “Kalau digabung dengan proyek irigasi, total anggarannya bisa menyentuh Rp100 miliar lebih,” katanya.

Dana BKK 2026 juga akan dialokasikan untuk sektor pertanian, khususnya untuk pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi. Ini termasuk pembangunan dan pelebaran jembatan, seperti jembatan Banyuasri dan jembatan di daerah Tejakula.

0Komentar

sn
sn
Special Ads