SINGARAJA FM,-Sekarang orang tua dapat bernapas lega. Pemerintah akhirnya menanggapi keluhan tentang banyaknya suntikan yang diberikan kepada bayi saat imunisasi dasar, dengan meluncurkan Vaksin Heksavalen, yang merupakan inovasi yang menggabungkan enam perlindungan penyakit dalam satu suntikan.
Bali menjadi salah satu
dari tiga wilayah percontohan nasional, bersama Daerah Istimewa Yogyakarta
(DIY) dan Nusa Tenggara Barat (NTB), Provinsi Bali mulai menerapkan vaksinasi
pada bulan Oktober tahun ini. Vaksinasi akan ditujukan kepada bayi yang lahir
setelah 9 Juli 2025.
Dengan memberikan
perlindungan terhadap difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, Haemophilus
influenzae tipe B (Hib), dan polio, vaksin Heksavalen berfungsi sebagai
pengganti jadwal vaksinasi dasar pada usia 2, 3, dan 4 bulan.
Dr. Gede Nyoman Sebawa,
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng, mengatakan bahwa evaluasi
lapangan terhadap keluhan masyarakat menghasilkan terobosan ini.
Kami menemukan banyak
orang tua yang mengeluh bahwa anak-anak mereka diberi vaksinasi terlalu
sering. Saat ditemui di ruang kerjanya
pada Selasa (7/10/2025), dia mengatakan bahwa saat ini hanya diberikan satu
vaksin, bukan dua.
Menurutnya, pengurangan
jumlah suntikan tidak hanya akan mengurangi trauma dan rasa sakit bayi, tetapi
juga akan membuat orang tua lebih siap untuk menerima Imunisasi Dasar Lengkap
(IDL).
Selain faktor
kenyamanan, kombinasi vaksin ini juga merupakan langkah strategis untuk mengisi
celah yang sebelumnya kerap muncul antara vaksin Pentavalen dan vaksin Polio
injeksi.
“Dengan dijadikan satu
dosis Heksavalen, cakupannya akan sama. Ini langkah penting agar semua bayi
mendapat perlindungan penuh,” jelas dr Sebawa
Dari sisi pelaksanaan,
pihaknya mengatakan bahwa tenaga kesehatan juga merasakan efisiensi. Sekarang vaksinasi lebih mudah dan efektif,
yang memungkinkan pelayanan optimal di berbagai fasilitas kesehatan, seperti puskesmas,
klinik, bidan praktik mandiri, dan posyandu.
Menurutnya, sekitar
2.450 bayi telah terdaftar di Kabupaten Buleleng dari usia 2 bulan hingga 2
bulan 29 hari.
Dr. Sebawa berharap
penerapan vaksin Heksavalen ini akan memungkinkan pemerintah mencapai capaian
IDL sebesar 95 persen dan mencegah Kejadian Luar Biasa (KLB) karena enam
penyakit menular yang dapat dicegah dengan vaksinasi.

0Komentar