TUO6BUOpGUd9BUYpGSroBSGiGY==
Light Dark
Ade Ara Bangkitkan Emosi Lewat Lagu “Mati Rase”

Ade Ara Bangkitkan Emosi Lewat Lagu “Mati Rase”

Daftar Isi
×

SINGARAJAFM,- Nama Ade Ara kini tengah menjadi sorotan di dunia musik Bali setelah lagu yang berjudul “Mati Rase” viral di berbagai platform digital, terutama TikTok. Dengan suara khas dan lirik yang menyentuh, penyanyi Bali ini sukses menyuarakan perasaan banyak orang yang pernah mengalami hubungan penuh luka dan akhirnya memilih untuk “Mati Rasa”.

Awal mula perjalanan musik Ade Ara tak lepas dari dukungan keluarga. “Saya mulai terjun ke dunia musik karena dukungan dari keluarga, terutama suami dan kakak saya. Sejak kecil saya memang sudah hobi bernyanyi,” ungkapnya. Sosok kakak menjadi figur paling berpengaruh dalam kariernya. “Dia yang mengenalkan saya pada musik, mengajarkan cara bernyanyi yang benar dan salah sejak kecil,” tambahnya.

Sebelum viral, perjuangan Ade Ara tak mudah. Ia giat mempromosikan karya ke radio-radio lokal dan tampil dari panggung ke panggung bersama musisi lain demi memperkenalkan suaranya. Hingga akhirnya, “Mati Rase” menjadi titik balik dalam kariernya.

Lagu yang diciptakan Bayu Krisna ini menggambarkan kelelahan emosional dalam hubungan asmara yang penuh kekecewaan. “Mati Rase” berarti “Mati Rasa”. “Lagu ini adalah pengakuan dari seseorang yang sudah terlalu sering disakiti hingga tak lagi mampu menahan,” ujarnya. Lirik seperti “Tiang tusing kal nombang yen Beli edot megedi” (Saya tidak akan menahan jika kamu ingin pergi) menjadi sorotan karena begitu jujur dan dekat dengan realitas banyak orang.

Ade Ara mengungkapkan inspirasi lagu ini datang dari pengalaman pribadi dan kisah orang di sekitarnya. “Saya ingin menyuarakan perasaan mereka yang akhirnya memilih melepaskan, bukan karena tidak cinta, tapi karena ingin menjaga harga diri dan kesehatan mental,” ujarnya penuh makna.

Tak disangka, lagu ini langsung meledak dan viral di media sosial. “Kami tahu lagunya punya potensi, tapi responnya begitu cepat di luar dugaan. Mungkin karena liriknya jujur, memakai bahasa Bali yang mudah dipahami, dan musiknya easy listening,” tutur Ade yang tampak bersyukur.

Menurutnya, kekuatan lagu “Mati Rase” ada pada dua hal utama: lirik yang jujur dan sentuhan lokal yang kuat. “Musik Bali bisa bersaing. Saya ingin menunjukkan bahwa bahasa daerah pun bisa terasa modern dan universal,” tegasnya.

Proses kreatif lagu ini berjalan alami. Sementara proses aransemen dan mixing digarap Ojik bersama tim produser. Sementara untuk video clip diserahkan ke Mantra Satya. “Kolaborasi itu penting. Saya ingin emosi lagu ini tersampaikan dengan tepat—antara ketegasan dan kepasrahan,” ujarnya.

Ade Ara mengaku setiap proses rekaman penuh makna. “Saya benar-benar menghayati tiap kata, membayangkan rasa sakit itu. Saya ingin pendengar bisa merasakan emosinya sampai ke tulang,” katanya.

Bagi Ade, “Mati Rase” bukan sekadar lagu patah hati, tapi simbol kedewasaan emosional. “Melepaskan sesuatu yang menyakitkan bukan kegagalan, tapi kemenangan. Cinta seharusnya membahagiakan, bukan menyakitkan,” tuturnya penuh refleksi.

Kini popularitasnya membuat Ade semakin dikenal publik. “Perubahannya terasa sekali, tapi saya tetap ingin rendah hati dan fokus berkarya. Popularitas itu bonus dari kerja keras,” ujarnya.

Meski begitu, Ade sadar ada ekspektasi besar dari para penggemar. “Banyak yang menantikan lagu baru saya. Tekanan ini saya jadikan motivasi, bukan beban,” katanya. Saat ini, ia tengah mempersiapkan single ke 14 yang dijanjikan memiliki warna musik berbeda namun tetap membawa kejujuran dalam lirik.

“Komentar positif saya jadikan penyemangat, komentar negatif saya anggap masukan. Fokus saya tetap pada proses,” ucapnya mantap.

Ade juga menyampaikan harapan agar musik Bali semakin maju. “Sekarang banyak musisi muda yang berani bereksperimen dengan genre modern. Ini era keemasan musik Bali,” katanya bangga.

Ade Ara menyampaikan pesan hangat kepada para pendengarnya. “Terima kasih sudah mendukung musik Bali. Teruslah dengarkan karya orisinal dari musisi lokal. Musik Bali adalah identitas kita—mari kita jaga dan banggakan bersama.” Pungkasnya.



0Komentar

sn
sn
Special Ads