TUO6BUOpGUd9BUYpGSroBSGiGY==
Light Dark
Anugerah vs Bencana Dua Wajah dari Satu Kehidupan

Anugerah vs Bencana Dua Wajah dari Satu Kehidupan

Daftar Isi
×

SINGARAJA FM,-Anugerah dalam perspektif Hindu biasanya dipandang sebagai hadiah indah dari Tuhan. Bencana dalam spirit kehidupan sering dipandang sebagai murka, kesialan, atau ujian berat, namun, dalam ajaran Hindu, keduanya bukanlah lawan, melainkan bagian dari hukum keseimbangan alam (Rta).

Hukum aksi -reaksi mengajarkan tangan yang memberi dengan tulus akan menerima berkah, tangan yang merusak akan merasakan luka.

Bhagavadgītā sloka IX.27 menegaskan:

“Yat karosi yad asnasi, yaj juhosi dadasi yat,

yat tapasyasi kaunteya, tat kurusva mad-arpanam.”

Apapun yang engkau lakukan, apapun yang engkau makan, apapun yang engkau persembahkan, apapun tapa yang engkau jalani, lakukanlah itu semua sebagai persembahan kepada-Ku.

Artinya, setiap pelayanan kecil atau besar, jika dilakukan dengan jiwa yang tulus, akan menjadi jalan menuju dharma.

Bagaimana pandangan Hindu tentang musibah banjir yang terjadi saat perayaan Hari Suci Pagerwesi, anugerah ataukah bencana?

Sebuah paradigma ketika umat memandang banjir sebagai anugerah dalam sebuah dasar pemikiran,

air adalah tirta amerta, sumber kehidupan.

Banjir membawa kesuburan, membersihkan tanah, dan menjadi bagian dari siklus alam.

Konsep Hindu menjabarkan bahwa air dipandang suci (apah pratistha devanam, air adalah tempat bersemayam para dewa).

Ketika musibah banjir, umat maknai sebagai musibah maka bencana adalah sebuah kondisi

yang lepas kendali, ketika keseimbangan alam terganggu oleh ulah manusia, hutan ditebang, sungai dicemari, dan tata ruang diabaikan.Banjir menjadi penderitaan, merusak rumah, ladang, bahkan merenggut nyawa.

Inilah peringatan agar manusia kembali pada dharma menjaga alam (Tri Hita Karana, Panca Mahabhuta).

Perspektif Hindu tidak pernah lepas dari kitab suci Hindu.

 Bhagavad Gita III.12 menegaskan,

“Dengan yadnya engkau akan memperoleh segala keperluan hidup. Ia yang menikmati tanpa memberi kembali adalah pencuri.”

Artinya, apabila manusia hanya mengambil dari alam tanpa mengembalikan, bencana datang sebagai keseimbangan, dapat disimpulkan untuk pemaknaan lebih mulia

bahwa pada hakekatnya,

Anugerah adalah Air sebagai sumber kehidupan.

Bencana adalah air yang meluap karena ulah manusia.

Pesan  yang dituangkan olen alam dalam setiap musibah menyimpan sebuah wacana dan rahasia semesta untuk mulai intropeksi diri, mulai berbenah dengan rasa syukur dan legowo dalam keadaan apapun.Banjir bukan sekadar murka alam, melainkan panggilan untuk kembali harmonis dengan alam, menjaga sungai, hutan, dan bumi.

 Semoga Semua Makhluk Berbahagia.

 

Oleh : Luh Irma Susanthi, S.Sos,M.Pd.

           Koordinator Penyuluh Agama Hindu 

           Kecamatan Kubutambahan.




 

0Komentar

sn
sn
Special Ads