SINGARAJA FM,-Kemunculan kelompok preman berkedok organisasi kemasyarakatan (ormas) mendapat perhatian serius dari berbagai komponen masyarakat. Termasuk di Buleleng.
Salah satunya dari Puri
Kanginan Buleleng. Penglingsir Puri Kanginan Buleleng, Anak Agung Ngurah
Parwata Pandji tegas menolak kehadiran preman berkedok ormas.
“Kalau premanisme
berkedok ormas, kami sudah ketemu dengan kepolisian dan kami nyatakan tegas
menolak praktik-praktik premanisme berkedok ormas,” katanya.
Parwata menyebut
kehadiran preman berkedok ormas akan merusak tatanan adat dan istiadat di Bali.
Selain itu, praktik premanisme jelas-jelas membuat masyarakat resah.
Lebih lanjut Parwata
mengatakan, Provinsi Bali dan Kabupaten Buleleng pada khususnya sudah memiliki
komponen penegakan ketentraman dan ketertiban masyarakat. Termasuk penegakan
hukum adat.
Komponen yang dimaksud
ialah paiketan pecalang. Selama ini pecalang terbukti efektif menegakkan
keamanan dan ketertiban, utamanya di masyarakat adat.
“Bali dan Buleleng pada
khususnya itu sudah punya pengaman adat berupa pecalang. Tidak perlu lagi ada
preman-preman yang membuat ormas,” tegas Parwata.
Lebih lanjut Parwata
mengatakan, selama ini pecalang juga kerap berkolaborasi dengan Barisan Ansor
Serbaguna (Banser) untuk membantu pengamanan.
Biasanya, pecalang
melakukan pengamanan dan penindakan kepada umat Hindu. Sementara Banser
melakukan pengamanan dan penindakan bagi umat muslim.
“Sekarang sudah ada
kolaborasi seperti itu. Jadi sudah cukup lah itu. Kami Puri Kanginan Buleleng
tegas menolak preman berkedok ormas,” kata Parwata.
0Komentar