SINGARAJA FM,-SD Negeri 1 Dencarik, Kecamatan Banjar, Menjadi salah satu sekolah penerima program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Buleleng yang dimulai pada,Senin (19/5/2025).Total sebanyak 1.844 siswa dari 15 sekolah, terdiri dari 5 TK, 8 SD, dan 1 SMA, Program Makan Bergizi Gratis (MBG) tahap pertama.
Satuan Pelaksana Program
Gizi (SPPG) Buleleng Banjar Dencarik menjalankan program ini, yang akan
berlangsung hingga 30 Mei 2025.
Rusdianto, kepala SPPG
Kecamatan Banjar, mengatakan bahwa makanan disiapkan dengan teliti dan memenuhi
standar gizi Badan Gizi Nasional.
“Menu yang disiapkan
sudah diperhitungkan oleh ahli gizi, mulai dari karbohidrat, protein hingga
serat. Kami juga menyediakan menu khusus bagi siswa yang tidak menyukai nasi,
misalnya diganti dengan kentang,” jelasnya.
Rusdianto menjelaskan
bahwa logistik dan tenaga masak lokal memasak makanan pada pukul 01.00 dini
hari untuk bahan yang tahan lama, dan sayur dimasak pada pukul 05.00 untuk
menjaga kesegaran.
Di lokasi Desa Dencarik,
ada dapur pusat yang dapat diakses sejauh 3 km atau 30 menit untuk mengantarkan
siswa ke sekolah. Ada tenaga masak dari 37 relawan dari masyarakat lokal, dan
jumlah ini akan terus meningkat dengan jumlah penerima.
Pagu anggaran per porsi
disesuaikan dengan jenjang pendidikan. Untuk tingkat PAUD hingga kelas 3 SD,
pagu anggaran adalah Rp 8.000, dan untuk kelas 4 SD hingga SMA, pagu anggaran
adalah Rp 10.000.
Tim SPPG terus
mengembangkan menu baru yang sehat dengan bahan lokal yang murah meskipun harga
bahan pokok terus berubah.
Mewakili Bupati Buleleng,
Gede Sugiartha Widiada, Asisten III Setda Buleleng, mengapresiasi langkah awal
ini dan menyatakan dukungan penuh dari pemerintah daerah.
Sebagai tambahan, lahan
telah disiapkan untuk membangun dapur tambahan jika perlu.Selain itu, sebagai
bahan baku dapur program gizi, Dinas Pertanian siap mendukung produk pertanian
lokal.
“Untuk menjamin
kelancaran program, kami siap memfasilitasi dan mendukung penuh, baik dari sisi
penyediaan lahan maupun koordinasi lintas OPD,” kata Gede Sugiartha.
0Komentar