TUO6BUOpGUd9BUYpGSroBSGiGY==
Light Dark
Dewan Pendidikan Soroti Kesiapan Guru Sekolah Inklusif

Dewan Pendidikan Soroti Kesiapan Guru Sekolah Inklusif

Daftar Isi
×

SINGARAJA FM,-Plt. Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Buleleng, Putu Ariadi Pribadi bersama Ketua Dewa Dewan Pendidikan Kabupaten Buleleng mendorong satuan pendidikan yang menerima Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) untuk segera menyiapkan guru inklusif. Dorongan ini diberikan agar layanan pendidikan inklusif di Buleleng tidak sekadar formalitas, melainkan benar-benar mampu mendukung peningkatan kemampuan literasi dan numerasi para peserta didik ABK.

Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Buleleng, Dr. Made Sedana, menyebut saat ini jumlah guru inklusif di wilayah tersebut sangat terbatas. Dari puluhan sekolah yang menerima ABK, hanya enam guru yang tercatat memiliki kompetensi khusus dalam pendidikan inklusif.

“Sekarang masih wajib menerima siswa inklusi, namun tidak dibarengi dengan penyiapan guru inklusi, tentu dengan hanya enam guru inkusi ini tidak akan cukup untuk menjawab permasalahan anak kebutuhan yang ada saat ini,” kata Made Sedana,Jumat  (16/5/2025).

Ia menambahkan bahwa layanan pendidikan inklusif mencakup kesiapan dalam tiga aspek utama, yakni ketersediaan guru terlatih, sarana dan prasarana yang mendukung, serta kurikulum dengan muatan inklusif. Tanpa tiga elemen tersebut, menurutnya, sekolah tidak akan mampu memberikan pembelajaran yang efektif bagi ABK, terutama dalam penguatan kemampuan dasar seperti membaca, menulis, dan berhitung.

 

Menanggapi hal tersebut, Plt. Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Buleleng, Putu Ariadi Pribadi, mengatakan pihaknya telah menyusun rencana pembentukan sekolah inklusi yang lebih terarah.

“kita akan liat, apakah harus membuat sekolah inklusi atau menyiapkan sekolah dengan kebutuhannya khusus, seperti guru, sarana dan prasarana, jika memang banyak kita akan membenttuk sekolah inklusi,” kata Ariadi.

Oleh sebab itu, Disdikpora akan mendorong pelatihan guru, penyediaan alat bantu belajar yang sesuai, serta modul khusus yang dapat membantu proses pembelajaran berbasis kemampuan individual.

Langkah-langkah ini diharapkan menjadi pondasi kuat dalam membangun sistem pendidikan inklusif yang benar-benar berpihak pada kebutuhan peserta didik. Dengan dukungan lintas sektor, Kabupaten Buleleng menargetkan peningkatan kualitas pendidikan bagi ABK secara menyeluruh dan berkelanjutan. 



0Komentar

sn
sn
Special Ads