SINGARAJA FM,-Wakil Bupati Buleleng, Gede Supriatna, meminta seluruh anggota Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Buleleng untuk bekerja sama dengan seluruh petani cabai di Buleleng untuk menekan inflasi, terutama menjelang hari raya besar pada Maret dan April tahun 2025. Hal ini disampaikan pada Rapat Koordinasi TPID Buleleng di Ruang Rapat Kantor Bupati Buleleng pada Senin (3/3/2025)..
Menurut Wabup
Supriatna, penyebab inflasi terbesar adalah cabai rawit. Ini disebabkan oleh
fakta bahwa hasil panen cabai rawit oleh petani tidak dijual sepenuhnya ke
pasar-pasar di Buleleng, tetapi lebih banyak dijual ke tempat lain di luar
kabupaten. Dalam hal ini, dia meminta
TPID Buleleng, terutama Dinas Pertanian, Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan,
dan PD. Swatantra untuk segera menghubungi petani cabai. Dia juga ingin
memastikan bahwa PD. Swatantra membeli hasil panen cabai dengan harga yang
stabil atau lebih tinggi daripada harga yang dibayarkan ke luar kabupaten. Kita harus segera menghubungi petani dan
memastikan bahwa hasil pane mereka dibeli dengan harga yang wajar untuk
kemudian dijual kembali di toko di Pasar Anyar dan Pasar Banyuasri. Wabup Supriatna menyatakan bahwa menjaga
stabilitas harga untuk menekan inflasi sangat penting.
Sementara itu,
Sekretaris Daerah (Sekda) Buleleng, Gede Suyasa, yang hadir bersama Wabup
Supriatna, menyatakan bahwa karena perayaan Hari Raya Nyepi, Idul Fitri, dan
Galungan pada bulan Maret dan April 2025, stabilitas harga berbagai komoditas
akan terganggu. Kondisi ini pasti akan
menyebabkan inflasi yang tinggi. Oleh karena itu, dia meminta Dinas Ketahanan
Pangan dan Perikanan dan PD. Swatantra bekerja sama untuk memastikan
ketersediaan komoditas yang menyebabkan inflasi dan stabilitas harga.
Menurut data yang
dikumpulkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Buleleng, sepuluh komoditi
tercatat menyumbang inflasi bulanan sejak Januari 2025 adalah cabai rawit,
cabai merah, kangkung, telur ayam, daging ayam, bayam, jagung manis, beras,
sawi hijau, dan jeruk. Selanjutnya, komoditi yang menyumbang deflasi adalah
tarif listrik, salak, tomat, bawang merah, sabun cair cuci piring, susu bubuk,
apel, buncis, jahe dan timun.
Di sisi lain,
berdasarkan pemantauan langsung Tim Satuan Tugas Ketahanan Pangan Buleleng,
perkembangan harga beberapa barang di Pasar Anyar dan Pasar Banyuasri pada hari
Senin, (3/3), cukup stabil. Di Pasar
Anyar, daging ayam (dada) seharga 44.000, daging ayam (paha) seharga 40.000,
daging sapi kelas I seharga 120.000, daging sapi kelas II seharga 110.000,
cabai rawit seharga 98.000, cabai besar seharga 70.000, cabai keriting seharga
70.000, bawang merah seharga 30.000, dan bawang putih seharga 38.000. Di Pasar
Banyuasri, cabai rawit seharga 100.000, cabai besar seharga 70.000, bawang
merah seharga 30.000,
0Komentar