TUO6BUOpGUd9BUYpGSroBSGiGY==
Light Dark
Honorer Non Database Sampaikan Aspirasi Terkait Kepastian Nasib Ke DPRD Buleleng

Honorer Non Database Sampaikan Aspirasi Terkait Kepastian Nasib Ke DPRD Buleleng

Daftar Isi
×

SINGARAJA FM,-Sejumlah pegawai honorer yang selama ini bertugas di sekolah-sekolah yang ada di Kabupaten Buleleng, mendatangi Gedung DPRD Buleleng.

Mereka mengadukan nasib para pegawai yang hingga kini tak bisa mengikuti rekrutmen Aparatur Sipil Negara (ASN).

Ditambah lagi, gaji mereka kini merosot hingga 50 persen, gara-gara ada kebijakan baru terkait penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

Salah seorang pegawai, Putu Dewi Agustini mengatakan, para pegawai honorer yang bertugas di sekolah sebenarnya berharap bisa terlibat dalam rekrutmen Pegawai Pemerintahan dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Baik itu rekrutmen PPPK tahap dua yang telah berjalan beberapa waktu lalu, maupun PPPK Paruh Waktu yang kini tengah berjalan.

Namun mereka tetap tidak bisa mengikuti rekrutmen, karena tidak tercantum dalam database pegawai pemerintah daerah.

Adapun para pegawai honor di sekolah, ada yang direkrut menggunakan SK kepala sekolah. Honor mereka dibayar melalui dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

“Kami harap nasib kami bisa ikut diperjuangkan. Apalagi ada isu bahwa seluruh honorer akan di-cut (diberhentikan) pada bulan Desember ini. Kami mohon ada solusi,” ujar Putu Dewi Agustini, salah seorang tenaga perpustakaan di Buleleng.

Keresahan lain juga diungkapkan oleh Agustini, yang bertugas di SMPN 6 Singaraja. Ia menyebut honor yang ia terima kini merosot jauh.

Awalnya ia menerima honor sebanyak Rp 1 juta per bulan. Namun kini honornya hanya Rp 500 ribu per bulan.

Salah satu pemicunya adalah perubahan aturan penggunaan dana BOS. Dalam aturan yang baru, dana BOS yang boleh digunakan untuk membayar honorarium, maksimal sebesar 20 persen.

“Karena ada kebijakan dana BOS. Kami harap ada solusi yang lebih berpihak kepada honorer di sekolah,” ujarnya.

Sekretaris Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng, Ida Bagus Gde Surya Bharata mengatakan, ada 438 orang tenaga honorer di seluruh sekolah yang ada di Buleleng.

"Tenaga honorer itu ada yang berstatus sebagai guru, pustakawan, maupun ada juga yang bertugas sebagai Tata Usaha, ujarnya.

Gus Surya menjelaskan para tenaga honorer itu bukanlah pegawai dengan status tercecer. “Statusnya tenaga honor sekolah,” ujarnya.

Menurutnya, para tenaga honorer itu tidak bisa mengikuti proses rekrutmen PPPK karena tidak memenuhi syarat administrasi yang dipersyaratkan pemerintah bisa.

“Ada persyaratan yang diterbitkan, kelengkapan, dan lama pengabdian. Ditambah lagi mereka ini guru honor yang dibayarkan melalui dana BOS,” ujarnya.

Sementara itu Ketua DPRD Buleleng, Ketut Ngurah Arya mengatakan, pihaknya akan menindaklanjuti aspirasi tersebut. Ia berjanji akan berusaha menemukan solusi terbaik bagi pegawai honorer.

“Memang ada regulasi yang membatasi. Kami akan mencari jalan bagaimana caranya. Supaya tidak ada kekecewaan. Apalagi mereka ini sudah cukup lama mengabdi membantu mencerdaskan anak-anak kita di Buleleng,” ujarnya.

Salah satu ide yang ia lontarkan adalah memberikan insentif melalui dana CSR perusahaan yang ada di Buleleng.

“Paling tidak bisa meningkatkan kesejahteraan para tenaga honorer. Meskipun jumlahnya tidak banyak. Sambil kita berusaha mengajukan formasi yang ada,” demikian Ngurah Arya.






0Komentar

sn
sn
Special Ads