SINGARAJA FM,-Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Buleleng terus memperkuat langkah mitigasi dalam
menghadapi dampak perubahan iklim yang semakin dirasakan masyarakat. Pola musim
yang tidak menentu, cuaca ekstrem, hingga ancaman bencana hidrometeorologi kini
menjadi tantangan serius bagi masyarakat Buleleng.
Kepala Pelaksana BPBD
Buleleng, Putu Ariadi Pribadi, saat dikonfirmasi, Kamis (11/9), menjelaskan
bahwa topografi Buleleng yang didominasi perbukitan menjadikan wilayah ini
rawan banjir dan longsor. Kondisi tersebut mendorong BPBD Buleleng menyiapkan
berbagai langkah antisipasi secara terstruktur.
Salah satunya melalui
penyusunan dokumen kajian risiko bencana yang memetakan wilayah rawan banjir,
longsor, dan kekeringan bersama BMKG sebagai dasar penanganan dan perencanaan
mitigasi di lapangan.
“Kita sudah punya
pemetaannya dan kami di BPBD tidak bisa bekerja sendiri. Upaya mitigasi bencana
dilakukan melalui kolaborasi dengan BMKG, perangkat desa, serta OPD terkait
seperti Dinas PU dan DLH,” katanya.
Selain itu, BPBD
Buleleng juga memperkuat sistem peringatan dini. Informasi cuaca yang
diperbarui BMKG segera diteruskan kepada masyarakat melalui perangkat desa,
media sosial, hingga rapat koordinasi. Dengan begitu, masyarakat bisa
mengetahui lebih awal potensi ancaman bencana ketika memasuki musim kemarau
maupun musim hujan.
Di sisi lain, BPBD secara
rutin meningkatkan kapasitas masyarakat melalui sosialisasi, edukasi, hingga
simulasi penanggulangan bencana. Program Desa Tangguh Bencana dan Satuan
Pendidikan Aman Bencana menjadi wadah untuk menyiapkan masyarakat agar lebih
tangguh menghadapi risiko.
“Perubahan iklim telah memicu berbagai dampak, mulai dari banjir, longsor, hingga kekeringan air bersih. Karena itu, penguatan kapasitas dan kesadaran masyarakat menjadi kunci dalam mitigasi bencana di Buleleng," pungkasnya.
0Komentar