SINGARAJA FM,-Wakil Bupati Buleleng Gede Supriatna resmi dikukuhkan sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI) Provinsi Bali periode 2025–2029. Pelantikan dilakukan langsung oleh Ketua Umum MAI Pusat, Prof. Rokhmin Dahuri dalam acara Konsolidasi Akuakultur Nasional yang berlangsung di Auditorium Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja, Rabu (9/7/2025).
Dalam sambutannya, Gede
Supriatna menyampaikan optimismenya terhadap perkembangan sektor akuakultur di
Bali, khususnya di Kabupaten Buleleng. Ia menilai Buleleng memiliki posisi
strategis dan potensi besar sebagai pusat perikanan budidaya, terutama dalam
bidang produksi benih ikan.
“Sekitar 98 persen
benih bandeng nasional berasal dari Buleleng, khususnya di Kecamatan Gerokgak.
Ini potensi luar biasa yang harus terus kita perkuat untuk kepentingan
nasional,” ujarnya.
Menurut Supriatna, ikan
bandeng juga memiliki nilai gizi yang sangat tinggi. Kandungan omega-3 dalam
bandeng bahkan lebih besar dibandingkan ikan salmon. Dengan teknologi budidaya
yang sederhana dan biaya produksi rendah, bandeng sangat layak dikembangkan
secara nasional untuk mendukung program perbaikan gizi masyarakat.
“Kami mendorong agar
bandeng ditetapkan sebagai komoditas strategis nasional. Ini akan memperkuat
posisi Buleleng sebagai pemasok utama benih dan membuka peluang peningkatan
kesejahteraan pembudidaya,” tambahnya.
Ia juga menyampaikan
bahwa arah pembangunan di Bali yang selama ini berfokus pada sektor pariwisata perlu
diimbangi dengan penguatan sektor kelautan dan perikanan. Buleleng memiliki
garis pantai sepanjang 157 km, namun belum dimanfaatkan secara optimal sebagai
kawasan industri budidaya.
“Wilayah pesisir yang
belum tersentuh pariwisata bisa kita arahkan untuk menjadi kawasan industri
akuakultur yang ramah lingkungan dan berkelanjutan,” jelasnya.
Terkait infrastruktur,
Supriatna menyinggung Pelabuhan Ikan Sangsit yang dulunya berfungsi optimal
namun kini tidak lagi aktif sejak kewenangan kelautan dialihkan ke provinsi. Ia
berharap revisi regulasi bisa memberi peran lebih besar bagi pemerintah
kabupaten dalam pengelolaan wilayah pesisir.
Menteri Perikanan dan
Kelautan RI Sakti Wahyu Trenggono dalam paparannya menjelaskan bahwa potensi
akuakultur Indonesia sangat kaya dengan perairan yang dimiliki. Tidak
terkecuali di Kabupaten Buleleng. Ia menjelaskan bahwa akuakultur atau budidaya
perairan tidak hanya pada air laut atau marine aquaculture. Namun juga air
tawar atau fresh water aquaculture, dan juga air payau atau coastal
aquaculture. Semuanya harus digali lebih baik kedepannya untuk mendukung
pembangunan Indonesia. Ia mendukung bahwa Ikan Bandeng dimana benihnya
mayoritas dihasilkan di Buleleng harus semakin dikenalkan dan digalakkan
konsumsinya.
“Kita harus dorong agar
bandeng naik kelas, karena kandungan omega-3-nya justru lebih tinggi dari
salmon. Dalam hal ini, bandeng bisa setara atau bahkan menyaingi salmon sebagai
ikan konsumsi unggulan nasional,” ujarnya
Sementara itu, Ketua
MAI Pusat Prof. Rokhmin Dahuri dalam sambutannya menyampaikan bahwa potensi
perikanan budidaya di Buleleng sangat besar, namun saat ini belum tergarap
maksimal.
“Potensinya seperti
raksasa yang sedang tidur. Dengan 157 km garis pantai, minimal 30 persen bisa
digunakan untuk budidaya, khususnya udang. Buleleng seharusnya menjadi rajanya
perikanan budidaya. Tinggal kita dorong investasi dan industrinya,” ungkap Rokhmin.
0Komentar