SINGARAJA FM,-Para siswa yang belum bisa membaca, menulis, dmaupun menghitung (calistung) yang ada di salah satu sekolah yang dibina oleh Tim Relawan Undiksha ,diharapkan tetap bersekolah selama momen libur sekolah.
Adapun momen libur
sekolah akan berlangsung mulai Senin (16/6/2025) hingga Minggu (13/7/2025)
mendatang.
Siswa-siswa itu harus
tetap sekolah, agar mereka tetap mengikuti pendampingan khusus yang disiapkan
pemerintah bersama Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha).
Sehingga kemampuan calistung siswa tetap terjaga.
Hal itu terungkap saat
tim Undiksha serta Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
(Disdikpora) Buleleng melakukan pemantauan pendampingan calistung
kepada para siswa SMPN 2 Singaraja, Kamis (5/6/2025).
Dalam pemantauan
tersebut, tampak setiap orang siswa mendapat pendampingan dari seorang
mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Undiksha.
Wakil Rektor Bidang
Akademik Undiksha, Prof. Gede Rasben Dantes mengatakan, tim FIP Undiksha telah
melakukan identifikasi permasalahan sehingga siswa tidak mampu calistung.
Dari identifikasi
tersebut, ada beberapa anak yang memiliki IQ di bawah standar. Bahkan
masuk disabilitas mental.
“Dengan kondisi ini,
tentu sekolah reguler tidak bisa menangani dengan optimal,” kata Rasben.
Menurut Rasben, para
mahasiswa berupaya mengajar siswa membaca dengan berbagai pola. Diantaranya
menggunakan pola. Sebab siswa kesulitan mengeja.
“Ini juga tidak bisa
sebulan dua bulan. Orang tua kami harap berpartisipasi juga menciptakan iklim
belajar yang baik di rumah,” ujarnya.
Menurutnya, peran
lingkungan keluarga juga penting. Sebab siswa-siswa yang tidak bisa membaca
rata-rata tidak mendapat kesempatan belajar di sekolah.
“Kami dapat informasi,
mereka ini dari keluarga kurang beruntung. jadi sampai rumah tidak sempat
belajar, karena harus membantu orang tua mencari penghasilan,” ujarnya.
Rasben mengklaim,
setelah sebulan pendampingan, para siswa mulai menunjukkan perkembangan dalam
kemampuan membaca maupun menulis.
"Setelah saya
lihat tadi anak -anak yang didampingi oleh relawan kami sudah mengalami
perubahan positif ,kami yakin dengan semangat dan ketekunan pasti nantinya ada
perubahan untuk para siswa"pungkas Rasben.
Sementara itu,
Sekretaris Disdikpora Buleleng, Ida Bagus Gde Surya Bharata mengatakan,
pihaknya telah menerima hasil tes kemampuan dari psikolog. Hasilnya, sekitar 85
persen anak terindikasi mengalami disabilitas mental.
“Rekomendasi psikolog
itu memang ada yang butuh pendidikan khusus atau pendidikan luar biasa. Tapi
kembali pada orang tua. Karena kita tahu ini sangat tergantung kesiapan orang
tua untuk antar jemput. Kita juga tahu layanan SLB hanya di kota,
otomatis yang jauh juga akan terkendala,” kata Surya Bharata.
Saat ini Disdikpora
Buleleng memilih fokus melakukan pendampingan khusus kepada para siswa.
Setidaknya hingga bulan Oktober mendatang.
Disdikpora berharap
agar siswa-siswa yang membutuhkan pendampingan khusus, tidak menikmati libur
untuk sementara waktu.
Selama momen libur
sekolah, siswa akan mendapat pendampingan khusus dari mahasiswa dan guru.
Setidaknya selama 2-3 jam pada hari-hari tertentu.
“Supaya mereka tetap
dapat pendampingan berkelanjutan. Khawatirnya kalau libur, akan turun lagi
kemampuannya,” Pungkas Suryabrata.
0Komentar