SINGARAJA FM,-Dentuman ritmis dan energi magis memenuhi Panggung Terbuka Ardha Candra, Kamis (26/6) saat Sanggar Seni Tari dan Tabuh Jelung Kumara Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, mempersembahkan karya Baleganjur bertajuk "Paripurnaning Dewa Ayu."
Karya ini sukses
mencuri perhatian dan memukau ribuan pasang mata yang memadati area panggung.
Aura sakral yang menyatu dengan dinamika musikal nan megah membuat suasana
larut dalam kekhidmatan. Tiap hentakan tabuh dan lengkingan vokal yang menggema
menghadirkan getar spiritual yang terasa kuat dan menyentuh batin.
Putu Febryanto Kusuma
Atmaja selaku penata gending menyampaikan bahwa karya ini bukan sekadar
pertunjukan seni, tetapi sebuah bentuk penghidupan kembali nilai-nilai leluhur
yang penuh makna.
"Melalui gending
Paripurnaning Dewa Ayu, kami ingin menghadirkan kembali makna sakral dari
tradisi Madewa Ayu sebagai warisan spiritual dan kultural yang penuh
nilai," ujarnya.
Menurutnya, Gending
Paripurnaning Dewa Ayu mengangkat spirit kesakralan tradisi Madewa Ayu, sebuah
ritual sakral asal Desa Seraya, Karangasem, yang kemudian berkembang secara
kuat di Desa Pemuteran, Gerokgak. Tradisi ini merupakan ungkapan syukur dan
permohonan keselamatan kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa, sekaligus dipercaya
sebagai sarana penyembuhan dan permohonan berkah yang abadi.
Melalui narasi musikal
yang kuat, gending ini dibangun berdasarkan struktur klasik Tri Angga:
Pengawit, Pengawak, dan Pengecet. Dinamika permainan yang wibawa dan terukur
berpadu dengan olah vokal meswara atau pemanggil spiritual, menjadikan setiap
nada dalam komposisi ini bukan hanya sebuah suguhan seni, namun juga
persembahan spiritual yang mendalam. Elemen-elemen simbolik seperti tari
lelegongan seraya dan kekidungan sakral juga disematkan untuk memperkaya makna
dan nuansa sakral dari setiap prosesi dalam tradisi Madewa Ayu.
"Ini bukan sekadar
pertunjukan, tetapi sebuah upaya merajut harmoni antara seni, kepercayaan, dan
jati diri masyarakat Buleleng," tutupnya.
0Komentar