TUO6BUOpGUd9BUYpGSroBSGiGY==
Light Dark
Cegah Masalah Calistung Berulang, Dewan Pendidikan Buleleng Usulkan Sejumlah Rekomendasi

Cegah Masalah Calistung Berulang, Dewan Pendidikan Buleleng Usulkan Sejumlah Rekomendasi

Daftar Isi
×

SINGARAJA FM,-Masalah ratusan siswa SMP di Buleleng yang belum lancar membaca kembali menjadi sorotan. Kekhawatiran muncul bahwa persoalan kemampuan dasar membaca, menulis, dan berhitung (calistung) ini akan terus terulang setiap tahun bila tidak segera ditangani secara serius.

Untuk mencari solusi, Dewan Pendidikan Buleleng belum lama ini menggelar focus group discussion (FGD) dengan melibatkan berbagai komponen pendidikan, termasuk para akademisi. Salah satunya adalah I Ketut Trika Adi Ana, akademisi dari Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) yang fokus meneliti kasus disleksia.

Disleksia merupakan gangguan neurologis yang membuat anak kesulitan membaca dan menulis. Perlu digaris bawahi bahwa disleksia bukanlah disabilitas.

Dalam diskusi tersebut, para peserta sepakat perlunya proses skrining bagi siswa, khususnya di jenjang kelas 1 hingga 3 SD. Tujuannya agar guru dapat mengenali sejak dini faktor penyebab hambatan belajar, termasuk disleksia, down syndrome, atau penyebab lainnya.

Ketua Dewan Pendidikan Buleleng, Made Sedana, menekankan pentingnya skrining pada kelas-kelas awal untuk mendeteksi kesulitan belajar yang dialami siswa.

“Dengan skrining, guru bisa mengetahui apakah siswa memiliki hambatan tertentu dan memberikan penanganan yang sesuai,” ujarnya.

Tak hanya itu, Dewan Pendidikan juga merekomendasikan agar setiap sekolah dasar memiliki guru Bimbingan dan Konseling (BK). Dengan keberadaan guru BK, deteksi terhadap kasus disleksia atau kebutuhan khusus lainnya diharapkan bisa lebih cepat dilakukan.

Sedana mengingatkan, sesuai regulasi, sekolah tidak boleh menolak siswa disabilitas. Namun ia mengakui, kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) guru dan sarana prasarana masih terbatas.

“Kalau sekolah diwajibkan menerima siswa inklusi, maka guru juga harus mendapat pelatihan yang memadai. Termasuk pemenuhan sarana dan prasarana,” tegasnya.

Dewan Pendidikan juga mengusulkan agar sekolah dan guru menghapus anggapan bahwa semua siswa harus naik kelas atau lulus. Menurut Sedana, tidak ada aturan yang mewajibkan hal tersebut. Kelulusan dan kenaikan kelas tetap bergantung pada kemampuan siswa.

“Kalau siswa belum memenuhi standar, ya jangan dipaksakan naik atau lulus. Bangun komunikasi dengan orang tua dan komite. Dewan guru punya kewenangan penuh menentukan kelulusan siswa,” tegasnya lagi.

Sebagai upaya jangka panjang, Dewan Pendidikan Buleleng juga mengusulkan pembentukan Peta Jalan Literasi Daerah. Harapannya, kegiatan membaca dapat menjadi budaya menyenangkan di kalangan siswa sejak dini.

Adapun rekomendasi-rekomendasi yang lahir dalam FGD itu akan dikirimkan kepada sejumlah pihak. Yakni Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Komisi X DPR RI, Gubernur Bali, DPRD Bali, Bupati Buleleng, dan DPRD Buleleng.



0Komentar

sn
sn
Special Ads