Kebijakan pemerintah menurunkan harga tiket pesawat diyakini akan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan domestik (wisdom) ke Pulau Bali di libur lebaran 2025 ini. Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Bali memprediksi jumlah wisdom saat libur lebaran 2025 akan naik 10 hingga 20 persen jika dibandingkan libur lebaran 2024.
“Kami lega dengan
kebijakan pemerintah yang menurunkan harga tiket pesawat. Kami berharap dan
memprediksi wisatawan domestik lebih banyak datang ke Bali, yaitu sampai 20
persen lebih banyak dibandingkan libur lebaran tahun lalu,” ujar Kadispar Bali,
Tjok Bagus Pemayun, Selasa (11/3/2025).
Diungkapkan, bahwa
libur lebaran tahun 2024 tercatat dalam periode 10 hari dari tanggal 3 April
hingga 13 April 2024 kedatangan total wisatawan mencapai 371.053 orang. Terdiri
dari 171.626 orang wisdom dan 199.427 orang
wisatawan internasional. Pemayun menyebutkan peningkatan kunjungan
wisdom terjadi H-7 sebelum lebaran.
Pihaknya memprediksi
okupansi hotel saat libur sekitar 60 – 70 persen diisi dari wisdom. Sebab, saat
ini masih low season untuk wisman. Dikatakan, wisdom yang datang ke Bali tidak
saja lewat Bandara namun ada juga dari Pelabuhan Gilimanuk maupun Padang Bai.
Sehingga, untuk
antisipasi pengawasan saat Idulfitri 2025, Satpol PP Provinsi Bali terjunkan
100 personil dimasing-masing Kabupaten/Kota. Apalagi, jutaan orang akan
meninggalkan Bali menjelang libur lebaran.
“Masing-masing Satpol
PP Kabupaten Kota menugaskan anggotanya 100 orang dengan 3 shift untuk patroli
dan tugas mengisi posko-posko bersama Polri, TNI, Dishub, Dinkes, BPBD yang
tersebar di tempat-tempat strategis yang ada,” ungkap Kepala Satpol PP Bali, I
Dewa Nyoman Rai Dharmadi, Selasa (11/3).
Untuk Satpol PP
Provinsi Bali akan konsen di pintu-pintu masuk Bali, baik saat mudik dan arus
balik. Selanjutnya saat arus balik 10 hari setelahnya, Satpol PP Kabupaten/Kota
melaksanakan operasi pendataan penduduk pendatang bersama dengan Kecamatan,
Desa, Babinsa dan Babinkamtibmas.
Hal ini dilakukan untuk
memastikan kejelasan pendatang dan penanggung jawabnya dalam rangka antisipasi.
Jangan sampai pendatang baru tidak memiliki skill dan tujuan jelas yang
berpotensi dapat menumbulkan masalah sosial dan gangguan ketertiban di Bali.
(Ketut Winata/balipost)
0Komentar