SINGARAJA FM,-Komisi III DPRD Kabupaten Buleleng menaruh perhatian serius terhadap pengembangan usaha perkebunan di Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Swatantra. Dalam kunjungan kerja ke lokasi panen perdana kopi robusta milik Perumda Swatantra di Desa Pucak Sari, Kecamatan Busungbiu, Selasa (15/7/2025), para wakil rakyat mendorong dilakukannya diversifikasi usaha sebagai upaya menambah nilai ekonomi dari sektor perkebunan.
Ketua Komisi III, Ketut
Susila Umbara, SH, menyampaikan bahwa hasil panen seperti kopi tidak boleh
hanya dijual dalam bentuk bahan mentah. Ia mengusulkan agar hasil pascapanen
dikelola menjadi produk turunan seperti kopi bubuk dengan merek dagang lokal,
demi meningkatkan nilai jual sekaligus pendapatan perusahaan.
“Sesuai rencana bisnis
yang disampaikan kepada DPRD, pengelolaan hasil panen secara mandiri akan
memberikan nilai tambah. Dengan kesiapan sarana prasarana dan dukungan pasar
yang ada, ini sangat mungkin untuk dijalankan,” ujar Susila Umbara optimis.
Ia menambahkan, peluang
pasar terbuka luas, apalagi dengan tingginya konsumsi kopi di kalangan pegawai
dan dalam berbagai kegiatan pemerintahan di daerah. Selain pengolahan kopi,
Komisi III juga menyarankan agar usaha perkebunan bisa terintegrasi dengan
sektor peternakan, seperti sapi dan kambing, guna memperkuat potensi ekonomi
Perumda secara menyeluruh.
Komisi III juga memberi
sinyal dukungan terhadap penambahan anggaran permodalan, asalkan dikelola
secara akuntabel dan produktif untuk memperluas bidang usaha sesuai dengan
Rencana Bisnis (Renbis) perusahaan.
Sementara itu, Direktur
Operasional Perumda Swatantra, Nyoman Satwika, menyambut baik kunjungan Komisi
III DPRD Buleleng. Ia menyebutkan bahwa dukungan legislatif sangat penting
dalam menyelaraskan kondisi lapangan dengan laporan kegiatan.
“Kami sudah merancang
integrasi perkebunan dan peternakan dalam Renbis, sejalan dengan program
hilirisasi yang ditekankan Bupati,” terang Satwika.
Terkait sektor
peternakan, Satwika mengaku optimistis, terutama dengan adanya ketertarikan
investor dari Jakarta terhadap potensi pasar ternak lokal yang cukup besar.
Meski begitu, ia juga mengungkapkan bahwa hasil panen kopi tahun ini menurun
akibat cuaca ekstrem.
“Lahan delapan hektar
di Pucak Sari tahun ini hanya menghasilkan sekitar 13 ton kopi robusta, turun
dari tahun lalu yang mencapai 21 ton. Curah hujan tinggi sangat mempengaruhi
produktivitas tanaman,” jelasnya.
Kunjungan Komisi III
ini menjadi momentum penting untuk memastikan arah pengembangan usaha Perumda
Swatantra lebih inovatif dan berdaya saing dalam mendukung pendapatan daerah.
0Komentar